Aku berjanji untuk hari ini
Aku berjanji untuk hari ini enam tahun yang lalu
Aku berjanji bahwa semua ini akan sebentar saja
Aku berjanji bahwa aku akan segera kembali
Aku tidak pernah menyangka akan ada banyak sekali perubahan dalam jangka waktu yang kujanjikan itu
Yang pernah ada telah pergi
Yang tidak ada telah datang
Tapi aku pikir itu bukan kita
Bukan kau
Aku ingin sekali melihatmu bahagia
Ingin sekali membuatmu bangga
Ingin sekali menatap wajahmu berbinar, bercahaya
Ingin sekali kau hadir disini
Mendampingiku
Mendampingiku mengucapkan sumpahku
Mewujudkan impianmu
Aku sudah berjanji
Aku akan menepati janjiku
Segera
Maaf
Jika ternyata ini tak sempurna
Tak seperti yang kita rencanakan
Tidak persis seperti yang kita harapkan
Tak secemerlang impianmu
Tak sebulat janjiku
Hari ini, enam tahun yang lalu, Bunda
Aku berterimakasih untuk semua itu
Thursday, October 29, 2009
Wednesday, October 21, 2009
Pandangan kita adalah pandangan cinta
Pandangan kita adalah pandangan cinta.
Dan kata-kataku demikian juga.
Cinta yang tulus, dan tak meminta lebih.
Jika kau bahagia aku pun bahagia.
Jika kau bisa menjadi lebih baik, aku juga merasa itu yang lebih baik untuk kita.
Adalah aku dan kau dalam dunia yang berbeda.
Lalu di sebuah persimpangan jalan kita dipertemukan meski sesaat saja.
Di waktu yang terbatas itu kita tumbuh dan berkembang bersama,
banyak belajar dari kesalahan masing-masing,
dan saling membantu dalam menutupi kekurangan yang lain.
Kadang kau marah, kadang aku yang kecewa.
Ada saat-saat dimana kesabaranmu habis, dan ada saat-saat dimana aku merasa sangat lelah.
Tapi kita berhasil melewatinya, ya kan?
Buktinya kita bisa berdiri bersama disini sekarang.
Kau dengan gelar doktermu, dan aku dengan gelar dokterku.
Gelar yang kita perjuangan dalam 6 tahun masa muda kita.
Kini kita telah sama-sama dewasa.
Aku yakin kita telah dewasa,
siap dengan pilihan-pilihan kita dan risikonya.
Kau pun siap untuk sederet rencanamu, komitmenmu, dan apapun risikonya.
Tapi tahukah kau, aku masih memandangmu sama seperti dulu?
Sama seperti waktu kita pertama kali bertemu dan menghabiskan hari demi hari bersama. Pandanganku tak berubah,
aku masih memandangmu dengan cinta.
Meski aku tahu, cinta itu tak lagi sama.
Cinta itu, makin kuat kurasa.
Aku mencintaimu, sahabat,
dan akan terus mengenang persahabatan kita selamanya.
Dan kata-kataku demikian juga.
Cinta yang tulus, dan tak meminta lebih.
Jika kau bahagia aku pun bahagia.
Jika kau bisa menjadi lebih baik, aku juga merasa itu yang lebih baik untuk kita.
Adalah aku dan kau dalam dunia yang berbeda.
Lalu di sebuah persimpangan jalan kita dipertemukan meski sesaat saja.
Di waktu yang terbatas itu kita tumbuh dan berkembang bersama,
banyak belajar dari kesalahan masing-masing,
dan saling membantu dalam menutupi kekurangan yang lain.
Kadang kau marah, kadang aku yang kecewa.
Ada saat-saat dimana kesabaranmu habis, dan ada saat-saat dimana aku merasa sangat lelah.
Tapi kita berhasil melewatinya, ya kan?
Buktinya kita bisa berdiri bersama disini sekarang.
Kau dengan gelar doktermu, dan aku dengan gelar dokterku.
Gelar yang kita perjuangan dalam 6 tahun masa muda kita.
Kini kita telah sama-sama dewasa.
Aku yakin kita telah dewasa,
siap dengan pilihan-pilihan kita dan risikonya.
Kau pun siap untuk sederet rencanamu, komitmenmu, dan apapun risikonya.
Tapi tahukah kau, aku masih memandangmu sama seperti dulu?
Sama seperti waktu kita pertama kali bertemu dan menghabiskan hari demi hari bersama. Pandanganku tak berubah,
aku masih memandangmu dengan cinta.
Meski aku tahu, cinta itu tak lagi sama.
Cinta itu, makin kuat kurasa.
Aku mencintaimu, sahabat,
dan akan terus mengenang persahabatan kita selamanya.
Subscribe to:
Posts (Atom)