Monday, June 7, 2010

Satu Tahun Bunda

Satu tahunmu bunda, dan penyesalan itu tetap ada. Bukan, sekali lagi, bukan karena kepergianmu, bukan karena dirimu, tapi karena diriku, aku. Penyesalan terjadi pasti krn kita tdk berusaha sebaik mungkin saat kita masih diberikanNya kesempatan. Penyesalan ada pasti krn kita tahu seharusnya kita dapat melakukan hal yg lebih baik lagi. Penyesalan pasti datang belakangan saat kita baru menyadari, dulu betapa beruntungnya kita memiliki kesempatan itu.

Aku selalu berusaha menghapus penyesalanku dg melakukan apa yg bisa aku lakukan sekarang untukmu bunda. Merawat apa yang telah entah engkau rintis meski aku tak seahli dirimu, mematuhi kata2mu meski aku tahu dulu aku yg selalu membangkangnya, berdoa untukmu dg kalimat yg masih dan selalu sama, bukan karena tdk kreatif, tapi krn doa itu indah sekali, pantas sekali untukmu.

Bunda, ada lho saat2 aku merasa segalanya pasti akan lebih mudah jika kau ada disini. Saat2 seperti itu biasanya datang ketika aku kesulitan mengatasi suatu masalah, saat aku butuh pendapatmu tentang sesuatu, saat yang jika biasanya tanpa dimintapun kau ada di sisiku. Tapi aku tahu Tuhan punya rencana yg lebih indah untukmu, lebih baik untukku. Mungkin segalanya tidak akan lagi sama jika kau ada disini. Kau pasti lebih bahagia disana, bersamaNya, ya kan? Aku harap Tuhan memberimu tempat yg terbaik, yg amat baik, yg jauh lebih baik dari keseharianmu disini, aku yakin semua itu pantas bagimu, ibuku.

Bunda, aku ingin menghadiahkan segala sesuatu untukmu. 29 Mei ini kan hari ulangtahunmu, dan selama ini aku tidak pernah menghadiahimu apapun. Selain setumpuk doa itu, semoga sampai kesana, aku juga mau bilang, putramu sangat cerdas, adik kecilku sekarang sudah besar, dia lulus UN tertinggi di kelasnya dan membuktikan bahwa ia pantas masuk sekolah unggulan. Dia tidak akan mengecewakanmu, hasil didikan dan kasih sayangmu, semuanya tidak ada yg sia2. Lihatlah keberhasilannya sekarang, lihatlah rasa tanggungjawabnya yg mulai tumbuh sbg seorang lelaki. Dia putramu, kau layak berbangga karenanya. Aku harap aku tdk membuatmu sedih krn aku yg tidak sanggup menjaganya. Aku akan menjaganya, sebaik yg aku bisa, meski aku tahu itu pastilah masih terlalu jauh dari kasih yg kau berikan seandainya engkau yg melakukannya. Jangan khawatir ya bunda, kau sudah melakukan tugasmu dg baik sekali.

Bunda aku harap aku dpt menghadiahimu satu hal lagi, aku akan mjd spPD. Aku akan membantu banyak org yg sakit sepertimu. Semoga aku dpt mengurangi penderitaan mereka walau aku tak sempat meringankan penderitaanmu. Maafkan aku ya bunda, kau inspirasiku, pendukung terbesarku, tapi aku malah meninggalkanmu dulu. Semoga ini dapat menjadi penebus dosaku, semoga ini dapat membahagiakanmu. Kau tahu, kalau kau bahagia aku juga akan bahagia. Ah, bunda, itu kan kau, kau yg tak pernah mengeluh apapun, sementara aku selalu mengeluh padamu. Maaf ya bunda, cuma segini. Cuma segini yg bisa kulakukan untukmu, benar2 tak ada apa2nya jika dibandingkan dg semua yg telah kau lakukan untukku. Maafkan aku ya bunda, aku benar2 minta maaf. Kuharap kau mendengarku, memaafkanku, dan Tuhan mengizinkan kita kelak berkumpul kembali di surgaNya. Rasanya waktu itu tidak akan lama, ya kan?

No comments:

Post a Comment