Friday, April 24, 2009

Damn it!

Bagian yang paling tidak kusukai dari perselisihan adalah keributan. Keributan, apapun bentuknya, ribut-ribut, apalagi jika tidak menyelesaikan masalah, malah menambah rumit, tambah tegang, stress, personal relationship jadi minus-minus-minus, (kaya’ di The Sim’s kalo anda para gamers).

Bisakah kita bicara pelan, tidak terburu-buru, dan berpikir dulu. Sebelum berpikir kita harus mendengar, dan supaya bisa mendengar dengan baik kita harus diam. Jika lawan bicara sudah selesai, baru giliran kita yang bicara. Bisakah? Kita kan punya dua telinga dan satu mulut. Maka setidaknyaharus mendengar dua kali. Sekali mendengar dengan daun telinga, dan sekali lagi mendengarkan dengan hati dan meminta fatwanya. Sementara itu otak punya waktu yang cukup untuk dialiri oksigen, jadi bisa berpikir dan memilah-milah.

Bayangkan, saat kita bicara berarti kita berhenti bernafas, pasti otak juga sudah megap-megap dan berhenti buat berpikir. Jika sudah demikian yang keluar dari mulut kitapun seadanya, sekenanya, seenaknya. Apalagi kalau pakai ego, diri pasti merasa paling benar, dan yang lain salah semuanya.

***

Suatu siang aku terjebak dalam keributan. Di tempat dimana aku mau makan lagi!
Damn it!
Jadi aku diam, menunggu selesai, lalu bicara secukupnya, dan menyingkir untuk meneruskan acara makanku yang tertunda.

No comments:

Post a Comment